Kolom

Murāqabah dan Profesionalitas

  • Maulani
  • Rabu, 13 September 2023
  • menit membaca
  • 314x baca
Murāqabah dan Profesionalitas

Profesional bukan hanya tentang pekerjaan, apalagi hanya sebatas slogan yang dihafal dan diucapkan di satuan kerja masing-masing. Hal terpenting ialah seberapa serius dan sungguh-sungguh kita menerapkan sikap profesional dalam kehidupan.

Profesionalitas bukan hanya tuntutan pekerjaan, melainkan perintah Tuhan kepada seluruh umat beragama. Menurut pendiri Program Studi Tasawuf Psikoterapi pertama di Indonesia Dr. Muhammad Nursamad Kamba, MA murāqabah adalah kesungguhan untuk memperbaiki diri. Hal ini selaras dengan lima nilai budaya kerja Kementrian Agama yang mengartikan profesionalitas dengan “bekerja secara disiplin, kompeten dan tepat waktu dengan hasil terbaik”.

Untuk menuju sikap profesional sangat diperlukan komitmen dan konsistensi dalam bekerja. Bukan hanya komitmen terhadap pimpinan, tapi komitmen terhadap Tuhan harus tetap terjaga. Karena dengan menjaga komitmen terhadap Tuhan ketulusan dalam bekerja akan terealisasikan.

Dalam konsep psikologi murāqabah dimaknai dengan aktualisasi diri dalam menghamba kepada Tuhan. Dalam proses aktualisasi diri tersebut seseorang merasakan bahwasannya Tuhan secara terus menerus memantau dirinya, sehingga ia merasa malu untuk melakukan larangan-Nya. sebagaimana firmannya, “Allah Maha menguasai segala sesuatu” (QS. Al-Ahzab:52). Berbekal rasa malu terhadap Tuhan tersebut seseorang akan mengoptimalkan potensi dirinya dalam bekerja, alhasil secara perlahan sikap profesional dalam diri akan terbentuk.

Menurut salah satu sufi besar abad ke-4 hijriah Abu Nashr Abdullah bin Ali as-Sarraj ath-Thusi dalam kitabnya Al-Luma’ fi at-Tashawwuf puncak dari perilaku murāqabah adalah memelihara dirinya dihadapan Allah, sehingga Allah juga ikut menjaga diri hamba-Nya melalui mendominasi diri-Nya dalam perilaku hamba-Nya, sebagaimana firman-Nya, “dan Dia melindungi orang-orang yang saleh” (QS. Al-A’raf:196). Dalam kitabnya tersebut Abu Nashr as-Sarraj ath-Thusi mengisyaratkan bahwa orang-orang yang bersikap profesional akan ditolong dan dilindungi oleh Allah dalam menjalankan tugasnya.

Begitulah peran penting murāqabah dalam membentuk sikap profesional, sehingga profesionalitas bukan hanya tuntutan dalam pekerjaan, melainkan bentuk ketaatan terhadap Tuhan. Sebagai hamba Tuhan yang berstatus sebagai pegawai, pendidik, apalagi sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah sepatutnya mencerminkan sikap profesional sepanjang menjalankan tugas. Pada akhirnya, kita berharap tulisan ini dapat menggugah semangat para pegawai, pendidik, dan ASN khususnya di lingkungan Kementerian Agama agar mampu bekerja secara disiplin, kompeten dan tepat waktu dengan hasil yang terbaik.

Tinggalkan Komentar

Kirim Komentar

Berita Terkait