News

Nyayu Khodijah: Dari Palembang Untuk Indonesia

  • Redaksi Dilah
  • Kamis, 26 Desember 2024
  • menit membaca
  • 32x baca
Nyayu Khodijah: Dari Palembang Untuk Indonesia

Nyayu Khodijah adalah seorang akademisi kelahiran Palembang, 25 Agustus 1970. Ia merupakan anak ke-9 dari 11 bersaudara, lahir dari seorang ayah bernama Kiagus Ahmad Rivai dan ibu bernama Nyimas Ema, ketika belum genap berusia dua tahun Nyayu diadopsi oleh orang tua angkatnya yang bernama Kiagus Muhammad Yunus dan Nyimas Ayu. Nyayu Khodijah besar dan tumbuh di keluarga yang berkecukupan dalam ekonomi, baik keluarga kandung dan keluarga angkatnya. Nyayu menjadi nama depannya menandakan bahwa ia merupakan keturunan bangsawan Palembang.

Latar belakang keluarga ini menyumbang banyak bagi perkembangan karakter Nyayu Khodijah. Keluarganya sangat mementingkan pendidikan, baik pendidikan formal maupun non-formal. Ia mengenyam pendidikan dasar di MI Qur’aniyah VI Palembang. Ketika berusia sembilan tahun ia ditinggal wafat oleh ayah kandungnya, satu tahun kemudian Nyayu Kembali ditinggal wafat ayah angkatnya. Ditinggal oleh dua ayah diwaktu yang berdekatan tidak membuat Nyayu berlarut dalam kesedihan, ia meyakinkan dirinya untuk terus melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi.

Didikan keluarga dan pengalaman pendidikan membuat Nyayu Khodijah tumbuh menjadi perempuan yang pintar, tegas, supel, mempunyai sifat kepemimpinan dan prinsip. Sikap kritis dan kepedulian sosialnya semakin tumbuh ketika Nyayu menempuh pendidikan tinggi di IAIN Raden Fatah Palembang atau yang kini dikenal sebagai UIN Raden Fatah Palembang. Di masa kuliah, Nyayu bergabung dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), melalui PMII Nyayu membangun model idealisme kepemimpinannya yang berlandaskan pada religiusitas, moralitas, intelektualitas, dan kepekaan sosial untuk mewujudkan cita-cita luhur kaum terpelajar.

Setelah menamatkan pendidikan sarjana di UIN Raden Fatah, semangat belajar Nyayu tidak redup. Ia melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan kemudian pendidikan S3 di Universitas Negeri Jakarta. Tidak hanya semangat dalam menuntut ilmu, Nyayu juga mendedikasikan dirinya sebagai dosen di UIN Raden Fatah Palembang. Dedikasinya dalam bidang pendidikan akhirnya memperoleh apresiasi pada tahun 2015, berdasarkan Surat Keputusan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang menetapkan Nyayu Khodijah sebagai Guru Besar dalam bidang Psikologi Pendidikan. Hal ini menjadikan Nyayu sebagai Guru Besar perempuan pertama di UIN Raden Fatah Palembang. Guru Besar bukan menjadi tujuan akhir dari perjuangan Nyayu Khodijah dalam mengabdikan dirinya untuk pendidikan, baginya Guru Besar adalah titik awal untuk memulai kontribusi nyata bagi pendidikan di Indonesia.

Pengabdian dan pengalaman kepemimpinan Nyayu Khodijah dalam bidang pendidikan di UIN Raden Fatah dimulai pada tahun 2005, saat itu ia diamanahkan menjadi Divisi Pendidikan Unit Penjamin Mutu Akademik (UPMA) IAIN Raden Fatah. Setahun kemudian ia dipercaya sebagai Ketua Lembaga Penelitian UIN Raden Fatah Palembang periode 2006 sampai 2010, dan pada puncaknya tahun 2020 Nyayu Khodijah diberikan amanah menjadi Rektor UIN Raden Fatah Palembang periode 2020-2024, hal ini menjadikan dirinya sebagai rektor perempuan pertama dalam catatan sejarah berdirinya UIN Raden Fatah Palembang. Dengan berbagai prestasi akademik dan non-akademik yang diperoleh UIN Raden Fatah selama kepemimpinan Nyayu Khodijah, ia kembali dipercaya untuk mengembang amanah sebagai Rektor UIN Raden Fatah periode 2024-2028.

Sebagai dosen Nyayu Khodijah juga aktif dalam keanggotaan organisasi profesi/ilmiah, diantaranya; ia pernah menjabat sebagai wakil ketua Lembaga Kajian Pengembangan Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM) NU Sumsel periode 2004-2010, wakil ketua di Center for Gender, Religion, Education, and Society Study (C- GRESS) periode 2005-2012, sekertaris pada Dewan Riset Daerah Propinsi Sumatera Selatan periode 2012-2018, Dewan Pakar pada Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN) Wil. Sumsel periode 2016-2020, Dewan Pakar Asosiasi Dosen Indonesia Sumsel periode 2016-2021, anggota pada Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Sumatera Selatan periode 2018-2023, dan keanggotaan pada organisasi profesi/ilmiah lainnya. Kontribusi Nyayu Khodijah dibidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian selama menjadi dosen dianugrahi berbagai penghargaan, diantaranya ialah Satya Lencana Karya Setya 10 Tahun pada 2005 yang dianugrahi langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Satya Lencana Karya Setya 20 Tahun pada tahun 2015 yang dianugrahi oleh Presiden Joko Widodo, Best Academic Leader tahun 2022 yang dianugrahi oleh Indonesia Award Magazine (IAM), Best Choice Award 2023 yang dianugrahi oleh Mediatama Award Management, dan masih banyak penghargaan lainnya.

Selama memimpin UIN Raden Fatah Palembang sebagai Rektor, Nyayu Khodijah banyak menghadapi bias gender. Namun, persepsi-persepsi negatif tentang kepemimpinan perempuan akhirnya tenggelam berkat kerja keras bersama civitas akademika membawa UIN Raden Fatah Palembang sebagai kampus yang berhasil meningkatkan mutu pendidikan di Sumatera Selatan, dan nasional secara umum.

Peningkatan mutu pendidikan di UIN Raden Fatah Palembang selama dibawah kepemimpinan Nyayu Khodijah dibuktikan dengan mengantarkan UIN Raden Fatah Palembang menjadi Perguruan Tinggi Unggul pada tahun 2023. Tidak berhenti disitu, hal ini berlanjut dengan meningkatnya persentase Program Studi Unggul dan A di UIN Raden Fatah. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2024 jumlah Program Studi Unggul dan A di UIN Raden Fatah Palembang meningkat menjadi 74,46%. Hal ini menjadi acuan dari keberhasilan Nyayu Khodijah sebagai Rektor dalam meningkatkan kualitas pendidikan di UIN Raden Fatah Palembang. Nyayu Khadijah juga berkomitmen untuk menjamin keterbukaan informasi UIN Raden Fatah Palembang sebagai badan publik. Hal ini dibuktikan dengan menjadikan UIN Raden Fatah Palembang sebagai satu dari lima Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri yang memperoleh gelar informatif dari Komisi Informasi Pusat (KIP) pada tahun 2024. Bagi Nyayu, keterbukaan informasi adalah langkah awal untuk melaksanakan good governance dalam mewujudkan badan publik yang transparan, akuntabel dan dapat mendorong partisipasi masyarakat. Dalam bidang tata kelola kelembagaan Nyayu Khodijah berhasil mengantarkan UIN Raden Fatah Palembang menjadi perguruan tinggi dengan capaian nilai maturity rating tertinggi secara nasional oleh Kementerian Keuangan, berhasil mencapai kinerja diatas 100% selama tiga tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan, dan Nyayu Khodijah juga berhasil memberdayakan Satuan Pengawasan Internal (SPI), sehingga SPI UIN Raden Fatah Palembang menjadi SPI PTKIN terbaik dari Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI. Adapun prestasi dalam skala Internasional, Nyayu Khodijah berhasil membawa UIN Raden Fatah Palembang dengan meraih posisi yang membanggakan dalam pemeringkatan UI GreenMetric World University Rankings 2024. Berdasarkan hasil penilaian, UIN Raden Fatah Palembang berhasil menduduki peringkat ke-261 dunia yang sebelumnya ada diperingkat ke-1477 dunia, peringkat ke-33 nasional, dan peringkat ke-3 untuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Selain prestasi yang disebutkan diatas masih banyak prestasi yang diperoleh Nyayu Khodijah selama memimpin UIN Raden Fatah Palembang yang tidak mungkin cukup dituliskan pada tulisan ini.

Berdasarkan berbagai prestasi yang sudah diraih oleh Nyayu Khodijah baik sebagai pendidik, peneliti, pengabdi, dan sebagai pemimpin lembaga pendidikan. Tidak heran jika Mentri Agama mempercayai Nyayu Khodijah sebagai Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah. Direktorat ini bertanggung jawab untuk mengelola berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum, penyediaan sarana dan prasarana, peningkatan kelembagaan, serta pengelolaan kesiswaan di madrasah. Dengan diembannya amanah baru ini, maka Nyayu Khodijah semakin dekat dengan mimpinya untuk dapat memberikan kontribusi nyata dalam pendidikan di Indonesia dalam skala yang lebih luas, terutama dibidang pendidikan madrasah. Disisi lain, Nyayu Khodijah juga berharap pada siapapun yang melanjutkan estafet kepemimpinannya di UIN Raden Fatah Palembang nanti, dapat berkomitmen untuk meningkatkan prestasi UIN Raden Fatah Palembang baik ditingkat nasional maupun kancah internasional.

Melihat perjuangan, pengabdian, komitmen, dan prestasi yang diraih oleh Nyayu Khodijah dalam dunia pendidikan. Rasanya tidak berlebihan jika Nyayu Khodijah dianggap sebagai Dewi Sartika di era modern ini, mengingat tidak banyak perempuan yang berani untuk memiliki cita-cita dan semangat untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan secara nyata sebagaimana yang dijalani oleh Nyayu Khodijah, ia terus menggengam dan menjalankan impiannya meskipun harus menghadapi berbagai prasangka negatif yang menimpanya.

Tinggalkan Komentar

Kirim Komentar