Malam hari raya baik Idul Fitri maupun Idul Adha selalu diramaikan dengan suara takbir yang berkumandang di setiap plosok desa dan penjuru kota, dari tempat ibadah mulai dari masjid besar hingga surau-surau kecil. Bahkan banyak yang melestarikan tradisi kirab takbir keliling mulai dari anak-anak hingga orang dewasa yang menandakan hajatan umat Islam global tentang hari kemenangan yang penuh rasa syukur serta khidmat. Bacaan takbir yang sering dikumandangkan oleh masyarakat adalah sebagaimana berikut:
اللهُ اكبرُ, اللهُ اكبرُ, اللهُ اكبرُ, لا اله الا اللهُ واللهُ اكبرُ, اللهُ اكبرُ وللهِ الحَمْدُ. الله ُاكبرُ كبيرًا والحمدُ للهِ كثيرًا وسبحانَ اللهِ بُكْرَةً واَصِيْلاً, لا اِلهَ الا اللهُ ولا نَعْبُدُ الَّا اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ولَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لا الهَ الَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لا الهَ اِلَّا الله ُوَاللهُ اكبرُ, اللهُ اكبرُ وللهِ الحَمْدُ.
Artinya: “Allah maha besar, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar, dan segala puji hanya kepada Allah.
Allah maha besar dengan kebesaran yang nyata, dan segala puji bagi Allah yang sangat banyak, dan maha suci Allah di siang dan sore, tiada tuhan selain Allah, dan kami tidak menyembah kecuali hanya kepada-Nya dengan segala keikhlasan dalam beragama, meskipun orang-orang kafir tidak membenci, tiada tuhan selain Allah, maha esa Allah, benar segala janji-Nya, Dia yang menolong hamba-Nya, Dia yang memuliakan pasukan-Nya, Dia yang menyerang segala musuh dengan diri-Nya sendiri. Tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar dan segala puji hanya bagi Allah.”
Namun, di masyarakat, ada yang menambahi sighat atau bacaan takbir itu setelah bacaan ولو كره الكافرون. Dari mereka banyak yang menambahkan dua kalimat lagi dan tambahan kalimat ini acap kali terdengar: ولو كَرِهَ المشركِونَ, ولو كَرِهَ المنَافِقُوْنَ Artinya: “Dan meskipun orang-orang musyrik membenci, dan meskipun orang-orang munafik membenci”. Terkait tambahan kalimat ini, Allah Yarham Syaikhana Maimoen Zubair beberapa kali mengingatkan kepada santrinya untuk tidak menambahkan shigat takbir dengan kalimat yang terahir, yakni ولو كَرِهَ المنَافِقُوْنَ, meskipun beliau sendiri tidak mempermasalahkan jika ingin ditambahkan kalimat sebelumnya yakni ولو كَرِهَ المشركِونَ.
Selengkapnya dapat dibaca melalui: https://arina.id/syariah/ar-jDa7m/arahan-mbah-maimoen-tentang-bacaan-takbir-di-hari-raya
Tinggalkan Komentar
Kirim Komentar